Wisata Danau Panggang, di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), menjadi tumpuan hidup beberapa besar warga semenjak puluhan tahun silam. Diberkahi kekayaan hayati berupa bermacam-macam ragam ikan, warga setempat menjadikannya sebagai sentral ekonomi dan tradisi. Tetapi sekarang, gerak zaman mengancam keberadaan mereka di sana.
Al kisah, Danau Panggang seperti menjadi rumah bagi bermacam-macam ragam ikan. Seperti melimpahnya, sampai mengundang banyak pencari ikan datang ke lokasi hal yang demikian. Tidak ayal, lokasi yang semula sepi malahan kemudian menjadi ramai.
Warga malahan akibatnya mulai membikin rumah lanting (rumah terapung) yang memasarkan bermacam-macam keperluan pencari ikan. Mulai makanan, minuman, sampai perbekalan bagi mereka yang bermalam. Satu, dua, kios lanting malahan timbul. Dan bertambah, dan bertambah.
Wisata Danau Cocok Untuk Para Pemancing
Kian banyak, warga yang berkerja sebagai pencari ikan juga akibatnya membikin lanting. Mereka tinggal sampai berbulan-bulan di rumah yang mengapung di tengah danau itu. Sampai sekitar tahun 1970, ada warga yang membangun rumah di tengah danau.
Rumah lanting Wisata Danau Panggang yang dahulu masih bermigrasi-pindah daerah, berangsur berganti dengan rumah pentas berubin tinggi. Salah satu generasi pertama yang membangun rumah di tengah danau yakni H Ideham.
“Sebab berada di tengah danau dan mulanya yakni kumpulan rumah lanting, warga kemudian menceritakan Kampung Muncul. Kampung yang mengapung di atas air di tengah Danau Panggang.
Berada di tengah Wisata Danau Panggang tanpa adanya jalan yang bisa dilewati, membikin Kampung Muncul, buah hati Desa Teluk Mesjid RT 4 dan Desa Baru RT 3, terisolasi dari daratan. Perahu bermesin diesel -warga lazimnya menyebutnya mesin ces, menjadi satu-satunya sarana transportasi penghubung bagi warga yang hendak beraktifitas ke luar kampung.
Aktifitas Disekitar Danau
Hampir segala aktifitas warga berlangsung di atas air. Mereka menggantungkan hidupnya sebagai pencari ikan, tetapi ada juga yang beternak itik. Sekiranya danau sedang surut dikala musim kemarau, warga berprofesi sebagai petani. Dasar Danau Panggang yang tidak pernah kering itu juga dimanfaatkan untuk menanam padi. Setidaknya ada 150 kepala keluarga di Kampung Muncul.
Berada di tengah kepungan air Wisata Danau Panggang, terlebih dikala musim penghujan, berakibat pada minimnya sarana awam lainnya, seperti sekolah. Madarasah Nurul Falah, satu-satunya daerah bagi buah hati-buah hati di Kampung Muncul menimba ilmu. malahan cuma hingga tingkat Ibtidaiyah atau setingkat sekolah dasar.
Tinggalkan Balasan